Hindari Jelek-Jelekin Tempat Kerja Lama Saat Interview, Ini Alasannya!
Salah satu pertanyaan yang hampir pasti muncul saat wawancara kerja adalah:
“Kenapa kamu keluar dari pekerjaan sebelumnya?”
Terdengar simpel, tapi jawabannya bisa jadi penentu apakah kamu lolos ke tahap berikutnya atau tidak.
Sayangnya, banyak pelamar yang langsung menjawab dengan emosi atau terlalu jujur, seperti:
“Karena atasan saya toxic.”
“Timnya nggak suportif.”
“Perusahaannya nggak jelas sistemnya.”
Sekilas terasa jujur, tapi di mata HRD, ini adalah sinyal merah.
Kenapa Jawaban Seperti Itu Justru Berbahaya?
Ketika kamu terlalu frontal menjelekkan tempat kerja lama, HRD bisa menilai kamu sebagai orang yang:
- Sulit menjaga profesionalitas,
- Tidak mampu menyelesaikan konflik dengan bijak,
- Berpotensi menjelekkan perusahaannya juga di masa depan.
Padahal, bisa saja kamu memang berada di lingkungan kerja yang tidak sehat. Namun menyampaikannya perlu cara yang lebih bijak dan strategis.
Cara Menjawab Lebih Profesional Tapi Tetap Jujur
Kuncinya adalah fokus pada apa yang kamu cari, bukan apa yang kamu hindari.
Misalnya:
❌ Salah jawab:
“Lingkungan kerja saya toxic banget.”
✅ Jawaban bijak:
“Saya ingin berkembang di lingkungan kerja yang lebih kolaboratif dan mendukung.”
❌ Salah jawab:
“Manajer saya nggak adil.”
✅ Jawaban bijak:
“Saya mencari sistem kerja yang lebih transparan dan terbuka terhadap feedback.”
Dengan cara ini, kamu tetap menyampaikan kebutuhanmu, tanpa menjatuhkan orang lain. Ini menunjukkan kedewasaan dan profesionalitas kamu sebagai kandidat.
Menjelekkan tempat kerja lama bisa jadi kesalahan fatal dalam interview. Fokuslah pada alasan positif dan tujuan kariermu ke depan. HRD lebih tertarik dengan cara kamu menyikapi masalah, bukan sekadar ceritanya.
Ingat, dunia kerja sempit. Reputasimu bisa ikut terbawa, jadi lebih baik tampil profesional sejak interview pertama.