Alasan Resign Yang membuat Kariermu Terhambat, Coba Pikirkan Dulu
Tidak semua pekerjaan cocok dengan individu tertentu, oleh sebab itu kamu perlu memilah pekerjaan dengan baik dan benar. Namun dengan adanya alasan tersebut bukan berarti kamu bisa bebas keluar masuk sebuat pekerjaan tanpa pertimbangan.
Apalagi jika kamu tergolong sangat baru dalam menapakan kaki di dunia kerja antara satu atau tiga bulan, ada 5 alasan resign yang perlu ditinggalkan jika enggan menanggung risiko yang menghambat perkembangan karier dan prestasi.
1. Capek
Saat ini kata “capek” seolah menjadi pembenaran atas alasan berhenti kerja yang seringkali menghinggapi anak-anak yang baru saja menyelesaikan pendidikan. Padahal durasi waktu bekerja belum sampai tiga bulan atau bahkan tiga puluh hari dan masih tergolong ke dalam masa uji coba.
Tidak semua pekerjaan yang duduk-duduk saja adalah menyenangkan, serta tidak semua pekerjaan yang mondar-mandir setiap waktu sangat melelahkan. Semua tergantung bagaimana seorang individu menikmati pekerjaannya. Sebab jika capek dijadikan alasan tetap untuk selalu resign, maka kamu bisa kesulitan mendapatkan pekerjaan karena hampir semua bidang akan memiliki capek pada masanya.
2. Tergiur dengan tawaran tidak jelas
Jangan menukarkan pekerjaan yang diemban saat ini dengan sesuatu yang tidak jelas jika kamu belum yakin akan prospek tawaran tersebut. Bermain-main dengan pekerjaan tanpa pengalaman bisa membahayakan karier kamu yang belum berkembang dengan baik.
Apalagi jika tawaran tersebut cenderung mencurigakan karena diiming-imingi oleh sesuatu yang tidak masuk akal, seperti nominal gaji yang fantastis, fasilitas mewah, hingga tunjangan yang berlebihan, sementara kamu sendiri belum yakin potensi dan pengalaman yang dimiliki sudah sampai pada taraf itu.
Mencari yang pasti lebih diperlukan ketimbang mencoba-coba tawaran yang kurang jelas, kecuali jika kamu benar-benar menerima risiko paling buruk seperti ditipu dan dimanfaatkan untuk kepentingan tertentu.
3. Mendengar gaji orang yang lebih besar
Pendapatan yang dimiliki seseorang bisa beragam tergantung posisi yang diemban dan perusahaan yang dijajaki. Banyak perusahaan menerapkan gaji lebih tinggi walau posisinya serupa. Namun jangan jadikan ini sebagai patokan untuk kamu memutuskan berhenti tanpa ada pengganti yang lebih jelas.
Ada baiknya kita mulai instrospeksi diri, bisa saja gaji tidak sama dengan orang lain yang sejajar posisinya karena performa kamu kurang mumpuni atau ada target yang belum tercapai. Lain lagi jika kamu merasa sudah layak untuk menyandang pendapatan yang serupa atau lebih dengan prestasi yang ada, barulah pikirkan dengan seksama kemungkinan berpindah pekerjaan dengan harapan ganti yang lebih baik.
4. Tidak masuk standar
Harus diketahui bahwa terkadang untuk mencapai posisi yang diinginkan, maka seseorang perlu waktu yang tidak sedikit diiringi dengan berbagai rintangan yang harus diselesaikan dengan baik. Sulit mencapai posisi dengan standar tinggi jika kamu tidak memiliki kemampuan yang mumpuni.
Justru ada baiknya merintis dari bawah sehingga kamu punya pengalaman di berbagai tingkatan sebagai acuan jika nantinya kamu berhasil meraih posisi yang diinginkan. Dengan ini, kamu dapat mengontrol diri untuk tidak berbuat seenak jidat dan memperlakukan divisi lain seolah-olah kamu tidak butuh mereka.
5. Jenuh
Semakin sering seseorang merasa bosan dan jengah akan rutinitas yang sama setiap hari, maka ia berpotensi untuk lebih banyak berpindah-pindah pekerjaan dalam durasi waktu yang singkat. Tentu perilaku ini kerap menjadi masalah bagi proses rekrutmen seseorang di masa mendatang karena dianggap kurang kompeten dalam kesetiaan akan perusahaan.
Bagi kamu yang terjerumus dengan alasan ini, coba perhatikan dengan seksama berapa lama kamu sudah berada dalam perusahaan tersebut. Apakah waktu itu sudah cukup untuk kamu mencari pekerjaan baru atau terlampau singkat sampai dikira bekerja hanya untuk main-main?