Kebiasaan-Kebiasaan Kuliah yang Tidak Boleh Dibawa ke Dalam Dunia Kerja
banyaknya aktivitas di kampus bisa melahirkan pola kebiasaan yang berpengaruh terhadap rutinitas mereka sehari-hari. Oleh sebab itu tidak jarang kebiasaan buruk juga sering muncul dalam kehidupan sebagai seorang mahasiswa.
Kebiasaan buruk inilah yang sering terbawa ke dunia kerja. Kebiasaan ini berbahaya, karena dampaknya bisa menghambatmu untuk mencapai prestasi kerja dan produktivitas. Lalu apa saja kebiasaan buruk tersebut? Berikut 5 kebiasaan buruk yang perlu kamu hilangkan ketika masuk ke dunia kerja.
1. Molor
Jam-jam pagi adalah waktu yang paling dibenci oleh mahasiswa. Hal ini biasanya disebabkan waktu malam yang tidak teratur, dan sebagian waktunya digunakan untuk hal lain di luar kegiatan akademik.
Tidak jarang kebiasaan tidak bisa bangun pagi, atau “molor” ini terbawa hingga lulus dan bekerja. Sebagai anak baru di perusahaan, absensi adalah pertimbangan yang sangat mempengaruhi penilaian kinerjamu. Karena itu ubahlah kebiasaan ini, dan upayakan untuk selalu bangun pagi
2. Kebiasaan Menunda
Perilaku menunda-nunda untuk menyelesaikan tugasnya merupakan salah satu kebiasaan yang buruk. Hingga munculah istilah sistem kebut semalam (SKS) yang pernah dilakukan hampir sebagian besar mahasiswa.
Pekerjaan yang tidak terencana ini berakibat buruk pada kualitas pekerjaan yang tidak maksimal. Meski ada saja cara untuk menyelesaikannya ketika ‘kepepet’, namun jika perilaku ini diteruskan pada dunia kerja tidak akan baik bagi kinerjamu. Karena apa yang kamu kerjakan bukanlah untuk dirimu tetapi untuk kelangsungan perusahaan tempat kerjamu.
3. Budaya “Ngaret”
Budanya “ngaret” atau tidak tepat waktu merupakan budaya yang dimiliki oleh hampir setiap orang Indonesia. Banyak orang Indonesia sendiri mengatakan bahwa kemauan untuk disiplin masih sangat rendah. Begitu juga di dunia kampus.
Disiplin untuk bisa tepat waktu adalah perilaku yang jarang disadari pentingnya. Karena itu, perilaku disiplin perlu dilatih dan dimiliki, sehingga dapat membuatmu semakin produktif di dunia kerja
4. Tidak aktif dalam kerja tim
Sebagian aktivitas akademik sebagai mahasiswa dilakukan dengan kelompok dalam suatu kelas. Membagi-bagi kelompok tersebut tentu bukan tanpa alasan, karena ada banyak keuntungan ketika pekerjaan diselesaikan dengan metode kerja kelompok.
Namun sayangnya sebagian mahasiswa tidak terlalu aktif dan menyimpan egonya masing-masing atau masih terlalu tertutup. Padahal kerja tim ini sangat dibutuhkan dalam perusahaan terutama ketika masuk dalam pembagian fungsional tiap-tiap divisi kerja.
5. Mengutamakan nilai daripada proses
Hampir setiap mahasiswa berharap bisa lulus cum laude. Mendapat nilai yang memuaskan merupakan hadiah terbaik bagi diri sendiri dan orang tua. Namun tidak jarang pentingnya nilai bagi seorang mahasiswa membuatnya lupa pada proses ketika menjalaninya.
Setiap selesai semesteran, mahasiswa dicemaskan dengan nilai tanpa memperhatikan usaha yang telah dikeluarkan. Butanya mahasiswa terhadap nilai ini bisa saja berpengaruh terhadap banyak hal, termasuk stigma pencitraan atau cari-muka ketika membutuhkan sesuatu.